Rabu, 06 Februari 2013

Masa Nifas dan Cara Menyusui Yang Benar



1.   Nifas
a.   Pengertian
      Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
b.   Tahap masa nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1)    Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terjadi masalah, seperti perdarahan karena atonia uteri.
2)    Periode early postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini bidan harus memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3).   Periode late postpartum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini bidan sebaiknya tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari–hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dalam masa nifas, yaitu:
1)   Pengecilan rahim atau involusi
Pada wanita tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang lebih sebesar telur ayam. Selama hamil, makin lama rahim semakin membesar. Setelah persalinan, umumnya berat rahim menjadi 1000 gram dan dapat diraba kira-kira 2 jari dibawah umbilikus. Setelah 1 minggu kemudian beratnya berkurang menjadi sekitar 500 gram. 2 minggu berikutnya menjadi 500 gram dan tidak teraba lagi. Jadi secara alamiah rahim akan kembali ke bentuk semula. (Saleha, 2009)
2)   Kekentalan darah (Hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil darah ibu relatif encer, karena cairan darah ibu banyak, sementara sel darahnya berkurang. Oleh karena itu selama hamil ibu memerlukan obat penambah darah, sehingga sel-sel darahnya bertambah sehingga hemoglobinnya normal. Setelah melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula.
3)   Proses laktasi atau menyusui
Proses ini timbul setelah plasenta lahir. Biasanya ASI keluar 2-3 hari setelah persalinan (Saleha, 2009).
c.   Adaptasi Psikologis pada masa nifas
Menurut Reva Rubin dalam Saleha (2009) adaptasi psikologis masa nifas dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1)   Taking in periode
Terjadi 1-2 hari setelah persalinan, ibu sangat pasif dan tergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan serta kebutuhan nafsu makan meningkat.
2)   Taking hold periode
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi untuk merawat bayinya. Pada masa ini ibu sangat sensitif sehingga memerlukan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3)   Letting go periode
Dialami setelah ibu dan bayi berada di rumah. Ibu mulai menerima dengan sepenuh hati tanggung jawabnya sebagai ”seorang ibu” dan menyadari bahwa kebutuhan bayi sangat bergantung padanya.

a.       Kebutuhan ibu masa nifas
1)   Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian serius. Dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut:
a)    Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b)    Makan makanan yang mengandung protein, mineral, vitamin cukup.
c)    Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
d)   Meminum tablet penambah darah setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
e)    Meminum vitamin A 200.000 unit agar dapat memberi vitamin A pada bayinya melalui ASI.
2)   Ambulasi dini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu untuk belajar berjalan.
3)   Eliminasi
a)    Buang air kecil
Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam setelah persalinan. Jika dalam 8 jam pasca persalinan ibu belum buang air kecil atau sekali berkemih tidak lebih dari 100 cc, maka dilakukan kateterisasi.
b)    Buang air besar
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga belum buang air besar maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal.
4)   Personal higiene
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk pencegahan infeksi.
5)   Istirahat dan tidur
Hal-hal yang dapat dilakukan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah:
a)   Anjurkan ibu untuk cukup istirahat untuk mencegah kelelahan
b)   Sarankan ibu untuk kembali pada aktifitas semula secara perlahan-lahan
c)   Kurang istirahat dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya :
(1)   Mengurangi produksi ASI
(2)   Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
(3)   Menyebabkan depresi dan  ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
6)   Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat sebagai berikut ini.
a)   Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri,maka ibu aman untuk melakukan hubungan suami istri
b)   Banyak budaya yang menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan ini bergantung pasangan yang bersangkutan
2. Air Susu Ibu ( ASI )
a. Pengertian
ASI adalah makanan yang khusus diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dari serangan penyakit. Didalamnya terkandung lebih dari 100 jenis zat gizi (Hero, 2008). Sedangkan menurut Saleha (2009) ASI  merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
 b. Komposisi ASI
Jenis air susu yang dikeluarkan oleh ibu ternyata memiliki kandungan berbeda. Menurut Saleha (2009), komposisi ASI dibedakan menjadi tiga yaitu:
1)       Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel. Mengandung kadar protein tinggi dan mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit.
2)      Air Susu Masa Transisi atau Peralihan
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi serta volumenya juga akan meningkat.
3)      Air Susu Matur
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan. Merupakan suatu cairan berwarna kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya.
c. Manfaat Pemberian ASI
1)  Bagi bayi
a)        Mengurangi risiko infeksi.
b)        Meningkatkan daya tahan tubuh.
c)        Membentuk sistem pencernaan yang sehat.
d)       Meningkatkan kecerdasan.
e)        Mempererat jaringan kasih sayang antara anda dan buah hati. kontak kulit selama menyusui meningkatkan hubungan emosiaonal antara ibu dan bayi
f)         Mengurangi risiko obesitas di kemudian hari (Hero, 2008).
1)      Bagi ibu
a)        Membantu ibu dalam proses pemulihan setelah persalinan.
b)        Membantu ibu dalam proses penurunan berat badan.
c)        Ibu yang menyusui dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
d)       Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih saying pada buah hatinya.
2)      Bagi semua orang
a)        ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat menyebabkan infeksi.
b)        Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus.
c)        ASI selalu tersedia dan gratis
d)       Bila ibu memberikan ASI pada bayinya sewaktu-waktu ketika bayi meminta (on demand) maka kecil kemungkinan bagi ibu untuk hamil dalam 6 bulan pertama sesudah melahirkan (Sulistyawati, 2009).
3.   Menyusui                                                                                      
a.    Pengertian
Menyusui adalah ketrampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi (Suryani, 2007). Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi dengan ASI dari payudara ibu (Wikipedia, 2008).
b.    Cara Menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak (Ieda dkk, 2007).


Gambar  1. Beberapa Posisi Menyusui Yang Benar


Gambar  2. Posisi Menyusui Yang Benar


Gambar  3. Posisi Menyusui Yang Salah

Gambar  4. Perlekatan Yang Benar

Gambar  5. Perlekatan Yang Salah


Gambar  6. Ibu Bayi Menyangga Payudara Pada Saat Akan Menyusui 

Gambar  7. Ibu Bayi Menyangga Bayinya Selama Menyusui 

Gambar  8. Posisi Menyusui Bayi Kembar


Gambar  9. Posisi Menyusui Bayi Dengan ASI Yang Memancar Atau Penuh   

c.    Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:
1)       Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu
2)       Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
a)        Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b)        Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong  bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.        
c)        Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
d)       Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e)        Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f)         Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3)       Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
4)       Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
a)        Menyentuh pipi dengan puting susu.
b)        Menyentuh sisi mulut bayi.
5)      Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
a)        Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
b)        Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
6)        Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain.
7)       Cara melepas isapan bayi yaitu:
a)        Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi.
b)        Dagu bayi ditekan ke bawah.
8)       Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9)       Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:
a)        Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau,
b)        Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Gambar 10. Cara Menyendawakan bayi

Jika bayi sudah cukup minum ASI atau sudah kenyang, biasanya bayi akan melepaskan isapannya. Bayi kadang-kadang juga berhenti sejenak sewaktu minum ASI, Jika bayi masih ingin mengisap kembali, berarti bayi masih belum merasa kenyang.
10)   Lama dan frekuensi menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (Ieda dkk, 2007).
d.    Masalah Payudara pada Masa Menyusui
Masalah payudara pada ibu menyusui diantaranya yaitu:
1)    Puting lecet
Pada masalah puting lecet, yang perlu dilakukan adalah memeriksa apakah terjadi infeksi pada puting yang lecet. Pada keadaan puting lecet yang luka maka dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut:
a)         Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak terlalu sakit.
b)        Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain seperti krim, salep, dan lain-lain.
c)         Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 x 24 jam.
d)        Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
e)         Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun (Sulistyawati, 2009).
3)      Payudara bengkak
Perlu dibedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, muncul gejala berupa rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam. Sedangkan pada payudara bengkak, payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat meskipun tidak merah, dan bila diperiksa/isap AS1 tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi, antara lain karena produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui (sulistyawati, 2009).
Menurut Saleha (2009), Penanganan terhadap payudara bengkak adalah sebagai berikut:
a) Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum         menyusui
b)    Kompres payudara dengan air dingin dan hangat
c)    Bayi disusui lebih sering dan lebih lama.
3)   Saluran susu tersumbat
            Keadaan ini biasanya disebabkan oleh tekanan jari ibu yang terlalu kuat saat menyusui, pemakaian bra yang terlalu ketat dan komplikasi payudara bengkak, yaitu susu terkumpul tidak segera dikeluarkan.
                  Penanganan pada saluran susu tersumbat :

a)   Untuk mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan masase serta kompres panas dingin secara bergantian
 b)    Bila payudara masih terasa penuh keluarkan ASI dengan tangan atau dengan pompa setelah menyusui
 c)    Ubah posisi menyusui untuk memperlancar ASI (Saleha, 2009).
4)    Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah bengkak, terasa nyeri, dapat terjadi lokal maupun pada seluruh payudara. Selain itu, payudara keras dan berbenjol-benjol, serta suhu badan meningkat. Hal ini bisa disebabkan oleh, payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat, puting lecet yang kemudian menjadi pembengkakan payudara, pemakaian bra yang terlalu ketat maupun ibu dengan diet yang buruk, kurang istirahat dan anemia (Saleha, 2009).
Penanganan mastitis yaitu:
a)         Payudara dikompres dengan air hangat
b)        Untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika
c)         Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.
d)        Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalami peradangan, dan ibu jangan dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
e)         Istirahat yang cukup (Daulat, 2008).
5)   Abses Payudara                                                             

            Harus dibedakan antara mastitis dan abses. Abses payudara merupakan kelanjutan dari mastitis. Hal ini dikarenakan meluasnya peradangan dalam payudara tersebut. Biasanya ibu tanpak lebih parah sakitnya, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan lebih lunak karena berisi nanah.
            Penanganan abses payudara :
 a)     Teknik menyusui yang benar
b)     Kompres air hangan dingin
c)     Menyusui, susukan dari yang sehat
d)    Senam laktasi
e)     Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotik
f)     Rujuk (Saleha, 2009).          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar