Rabu, 06 Februari 2013

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)




a.   Pengertian
AKDR adalah Suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan reversibel yang terbuat dari plaslik atau logam kecil yang dimasukan dalam uterus melalui kanalis servikalis (WHO, 2007).
AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim terbuat dari bahan polyethylene dilengkapi dengan benang nylon sehingga mudah dikeluarkan dari dalam rahim (BKKBN, 2005).
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang terbuat dari plastik (polyethyline) (BKKBN, 2006).
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polyethyline), ada yeng dililiti tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada yang dililiti tembaga bercampur perak (Ag), selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormon progesteron (Suratun, 2008).
b.      Mekanisme kerja AKDR
Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja AKDR yang meliputi:
1)      Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. 
2)      Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang menyebabkan terhambatnya impantasi.
3)      Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
4)      Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5)      Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6)      AKDR juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi) (Hartanto, 2004).
c.       Macam-macam AKDR
Menurut (Hartanto 2004), AKDR digolongkan menjadi 2 yaitu Un-Medicated    AKDR dan Medicated AKDR.
1)      Un-Medicated AKDR (AKDR yang tidak mengandung obat)
Lippes Loop diperkenalkan pada awal 1960 an, dan dianggap sebagai AKDR standard, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik). Ada empat macam AKDR Lippes Loop yaitu:
a)      Lippes Loop A: panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru.
b)      Lippes Loop B : panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm benang hitam.
c)      Lippes Loop C : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm  benang kuning.
d)     Lippes Loop D : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm  benang putih.
Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhan atau persoalan bagi akseptornya.
Gambar 1. Lippes Loop A (Kiri), Lippes Loop D (Kanan)
2)      Medicated AKDR (AKDR yang mengandung obat)
Termasuk jenis ini antara lain copper AKDR dan AKDR yang mengandung hormon.
a)    Copper AKDR
(1)   Cu T- 200 B : Panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200 mm² Cu, ujung bagian bawah batang AKDR berbentuk bola. Daya kerja : 3 tahun.
Gambar 2. Cu T- 200 B
(2)   ML Cu 250  : luas permukaan kawat Cu 220 mm², benang ekor 2 lembar  berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja : 3 tahun. Ada tiga bentuk ML Cu -250 : standard , short, mini.

Gambar 3. ML Cu 250
(3)   ML Cu 375  : 375 mm² luas permukaan kawat Cu, benang ekor 2 lembar, berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja : 5 tahun. Ada tiga bentuk ML Cu 375  : standard, short, SL.

Gambar 4. ML Cu 375
(4)   Cu T-380 A = Para Gard : Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm² kawat Cu pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing 33 mm² pada masing-masing lengan horisontal. Daya kerja : 8 tahun (FDA : 10 tahun ).

Gambar 5. Cu T- 380A
(5)   Nova T = Novagard: Panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm² luas permukaan Cu dengan inti Ag di dalam kawat Cu- nya. Daya kerja : 5 tahun.

Gambar 6. Nova T
b)      AKDR yang mengandung hormon
AKDR yang mengandung hormon yaitu progestasert-T = Alza T, yang memiliki panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam. Progestasert-T = Alza T mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesterone per hari. Daya kerja : 18 bulan (Hartanto, 2004).

Gambar 7. Progestasert-T = Alza T
d.      Efektifitas AKDR
Efektifitas tinggi walau masih terjadi 1- 3 kehamilan per 100 wanita  pertahun untuk AKDR umumnya, sedang untuk Lippes Loop 2 kehamilan pertahun. Untuk second generation Cu AKDR < 1 kehamilan per 100 wanita per tahun dan 1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6 tahun pemakaian (Hartanto, 2004). Untuk AKDR yang berlapis tembaga sebaiknya diganti setelah kurang lebih 4 tahun dipakai, karena makin lama efektifitasnya makin menurun (BKKBN, 2006).
e.       Indikasi
Indikasi pemasangan AKDR:
1)      Usia reproduktif.
2)      Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang dari 5 cm.
3)      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
4)      Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
5)      Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
6)      Resiko rendah dari IMS.
7)      Tidak menghendaki metode hormonal.
8)      Tidak ada kontraindikasi (Saifuddin, 2006).
AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
1)   Perokok
2)   Setelah keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
3)   Sedang memakai antibiotik atau antikejang
4)   Gemuk ataupun yang kurus
5)   Sedang menyusui (Saifuddin, 2006).
f.       Kontraindikasi
Kontra indikasi pemasangan AKDR:
1)        Kehamilan.
2)        Penyakit inflamasi pelvic (PID/ Pelvic Inflammatory Disease).
3)        Karcinoma servik atau uterus.
4)        Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung karena penyakit ini rentan terhadap endometritis bacterial.
5)        Keberadaan miomata, malformasi conginental, atau anomaly perkembangan yang dapat mempengaruhi rongga uterus.
6)        Diketahui atau dicurigai alergi terhadap tembaga atau penyakit Wilson (penyakit genetik diturunkan yang mempengaruhi metabolisme tembaga sehingga mengakibatakan penumpukan tembaga di berbagai organ dalam tubuh).
7)        Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde) berada diluar batas yang ditetapkan pada petunjuk terbaru tentang memasukkan AKDR, uterus harus terekam pada kedalaman 6- 9 cm pada paragard dan mirena.
8)        Resiko tinggi penyakit menular sexual (pasangan sexual yang berganti-ganti).
9)        Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat mempermudah kehamilan ektopik, merupakan kontraindikasi hanya pada pengguna AKDR hormonal.
10)    Servikitis atau vasginitis akut (sampai diagnosis ditegakkan dan berhasil diobati) .
11)    Peningkatan kerentanan terhadap infeksi (seperti pada terapi kostikostiroid kronis, diabetes, HIV/AIDS, leukimia dan penyalah gunaan obat-obatan IV.
12)    Penyakit hati akut, meliputi hepatitis virus aktif atau tumor hati  merupakan kontraindikasi hanya pada pengguna AKDR hormonal.
13)    Diketahui atau dicurigai terkena carsinoma payudara merupakan kontra indikasi hanya pada pengguna AKDR hormonal.
14)    Trombosis vena dalam / embolisme paru yang terjadi baru-baru ini merupakan kontra indikasi hanya pada penggunaan AKDR hormonal.
15)    Sakit kepala migren dengan gejala neurologis fokal merupakan kontra indikasi hanya pada penggunaan AKDR hormonal (Varney, 2004).         
g.      Efek samping dan komplikasi
Efek samping dan komplikasi menurut Varney (2004) yaitu :
1)      Bercak darah dan kram abdomen sesaat setelah pemasangan AKDR
2)      Kram, nyeri punggung bagian bawah, atau kedua keadaan tersebut terjadi bersamaan selama beberapa hari setelah pemasangan AKDR.
3)      Nyeri berat yang berlanjut akibat kram perut.
4)      Disminorhoe, terutama yang terjadi selama 1-3 bulan pertama setelah pemasangan AKDR.
5)      Perubahan / gangguan menstruasi (menorragia, metroragia, amenoroe, oligomenorea).
6)      Perdarahan berat atau berkepanjangan.
7)      Anemia.
8)      Benang AKDR hilang, terlalu panjang, terlalu pendek.
9)      AKDR tertanam dalam endometrium atau miometrium.
10)  AKDR terlepas spontan.
11)  Kehamilan, baik AKDR masih tertanam dalam endometrium atau setelah AKDR terlepas spontan tanpa diketahui.
12)  Kehamilan ektopik.
13)  Aborsi sespsis spontan
14)  Perforasi servik atau uterus.
15)  Kista ovarium hanya pada pengguna AKDR hormonal. 
h.      Keuntungan dan Kerugian
1)      Keuntungan
a)   AKDR yang mengandung Cu
(1)  Ekspulsi lebih jarang.
(2)  Kehilangan darah haid lebih sedikit, dapat lebih ditolerir oleh wanita yang belum punya anak atau wanita dengan paritas rendah.
(3)  Ukuran tabung inserter lebih kecil.
b)   AKDR yang mengandung hormonal dapat mengurangi volume darah haid (dapat sampai dibawah tingkat pra–insersi) (Hartanto, 2004).
c)   Wanita yang menggunakan AKDR tidak memikirkan persiapan kontrasepsi tiap hari atau setiap bulan (Varney, 2004).
2)      Kerugian
a)   Tidak ada alat kontrasepsi AKDR yang memberi perlindungan terhadap HIV atau penyakit menular sexual (Varney, 2004).
b) AKDR yang mengandung Cu perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun.
c)   AKDR yang mengandung hormonal
      (1) Jauh lebih mahal dari pada Cu AKDR.
      (2)  Harus di ganti setelah 18 bulan.
(3)  Sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak/ spotting
(4)  Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi (Hartanto, 2004).
i.    Waktu yang tepat untuk pemasangan AKDR
1)      Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil
2)      Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
3)      Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu setelah persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
4)      Setelah abortus/ keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
5)      Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi (Saifuddin, 2006).
j.    Jadwal kontrol ulang
Pengawasan ginekologi terhadap akseptor AKDR dilakukan satu minggu setelah pemasangan, satu bulan setelah pemasangan, kemudian setiap tiga bulan sekali (Wiknjosastro, 2006). Wanita dianjurkan untuk kembali kapan saja bila ingin mendiskusikan tentang efek samping atau masalah lainnya atau jika wanita tersebut ingin ingin  metode kontrasepsi. Pada pengguna AKDR sangat tinggi kemungkinan untuk terjadinya ekspulsi (lepas), jadi diperlukan frekwensi kunjungan ulang yang lebih banyak (Varney, 2004)